JATIMTIMES - Universitas Islam Malang (Unisma) kembali menorehkan sejarah akademik. Tiga dosen terbaiknya resmi dikukuhkan sebagai guru besar dalam upacara penuh khidmat yang digelar di kampus Gedung Bundar Unisma, Malang, Selasa (7/10/2025). Mereka adalah Prof. Dr. Dwi Fita Heriyawati, S.Pd., M.Pd. (kepakaran ICT in ELT), Prof. Dr. Husain Latuconsina, S.Pi., M.Si. (kepakaran Biokonservasi), dan Prof. Novi Arfarita, S.P., M.P., M.Sc., Ph.D. (kepakaran Bioremediasi Pertanian dan Mikroorganisme Fungsional).
Rektor Unisma Prof. Drs. Junaidi Mistar, Ph.D., menegaskan bahwa pencapaian ini bukanlah garis akhir, melainkan tonggak baru dalam perjalanan ilmiah para akademisi. “Para profesor ini adalah garda terdepan yang akan membawa Unisma melesat menuju World Class University,” ujarnya tegas.
Baca Juga : Dua Srikandi Unisba Blitar Harumkan Jawa Timur di POMNAS XIX
Ia menambahkan, peran para guru besar sangat penting untuk memperkuat reputasi akademik universitas melalui karya ilmiah yang bermutu dan publikasi bereputasi internasional. “Kami berharap capaian tertinggi dalam jabatan akademik ini tidak membuat berhenti berkarya. Justru dengan gelar profesor, semangat penelitian dan pembimbingan harus semakin kuat,” pesannya.
Prof. Junaidi juga menyoroti bahwa Unisma kini telah memiliki 24 guru besar yang lahir dari rahimnya sendiri, hasil pembinaan dan dedikasi universitas dalam mengembangkan potensi internal.
“Di FKIP kini ada tiga guru besar, di FMIPA dua, dan di Fakultas Pertanian sudah enam, seluruhnya dari Prodi Agroteknologi,” ungkapnya disambut tepuk tangan audiens.
Dalam kesempatan itu, rektor memberikan apresiasi kepada pimpinan fakultas yang telah memberi ruang dan dukungan kepada para dosen untuk berkembang. Ia juga mengungkap bahwa dua dosen lagi kini sedang dalam proses menuju jabatan guru besar, setelah mendapat rekomendasi dari Senat Unisma.
Tak berhenti di situ, Prof. Junaidi memberi pesan khusus kepada tiga guru besar baru agar terus berkontribusi melalui bidang keilmuannya. Kepada Prof. Dwi Fita, ia berharap agar riset di bidang Information and Communication Technology in English Language Teaching (ICT in ELT) terus dikembangkan.
“Teknologi tidak akan menggantikan guru,” ujarnya. “Namun guru yang menguasai teknologi akan menggantikan mereka yang tidak memahaminya. Itulah tantangan dunia pendidikan hari ini.”
Untuk Prof. Husain Latuconsina, rektor menekankan pentingnya kontribusi nyata dalam menjaga kelestarian alam melalui riset-riset biokonservasi. Apalagi, Unisma baru saja menandatangani kerja sama dengan Kementerian Lingkungan Hidup untuk memperkuat agenda keberlanjutan.
Baca Juga : Profil Janice Tjen, Petenis Muda Indonesia yang Tembus 100 Besar Dunia
Sementara kepada Prof. Novi Arfarita, Rektor berharap riset bioremediasi pertanian dan mikroorganisme fungsional yang selama ini ia tekuni dapat memberi dampak bagi peningkatan produktivitas pertanian nasional.
“Riset tentang bakteri mikroba seperti Bioferna menjadi contoh konkret bagaimana ilmu bisa menjawab kebutuhan bangsa,” tuturnya.
Dalam kesempatan itu, Prof. Junaidi juga menyampaikan terima kasih kepada pihak yang telah berkontribusi dalam proses pengajuan guru besar, khususnya kepada Kepala LLDikti Wilayah VII Jawa Timur, Prof. Raja Diyasawitri S.A.M.M., dan Menteri Pendidikan Tinggi, Riset, dan Teknologi, Prof. Brian Yuliarto, Ph.D., atas dukungan dan persetujuan yang memperlancar proses terbitnya SK Guru Besar.
“Dengan bertambahnya tiga profesor baru ini, kami semakin optimis Unisma akan menjadi universitas Islam yang berdampak luas bagi bangsa dan negara,” pungkas Prof Junaidi dengan nada penuh keyakinan.
