JATIMTIMES - Madrasah Ibtidaiyah Negeri (MIN) 1 Kota Malang tengah berupaya melakukan lompatan baru dalam pembelajaran bahasa Arab. Melalui audiensi bersama Dr. Idham Halid Romli, pendiri sekaligus CEO Hayba Pte Ltd Singapura, belum lama ini, madrasah ini mulai mengkaji penerapan kurikulum modern Ahlan Bil Arabia yang menitikberatkan pada kemampuan komunikasi.
Kepala MIN 1 Kota Malang, Hj. Siti Aisah, S.Ag, M.Pd., menegaskan bahwa prestasi siswa dalam Olimpiade Bahasa Arab Tingkat Nasional memang patut dibanggakan, terutama pada kategori pemahaman teks. Namun ia juga mengakui ada kesenjangan pada aspek keterampilan berbicara atau maharah al-kalam.

“Selama ini anak-anak kita sudah mampu memahami teks dengan baik, bahkan terbukti lewat prestasi nasional. Tetapi dalam hal komunikasi lisan, mereka masih jauh dari target. Karena itu, kurikulum Ahlan Bil Arabia diharapkan bisa menjadi jembatan agar pemahaman teks sejalan dengan kecakapan berbicara,” ujarnya.
Baca Juga : Jelang Penerapan Trans Jatim, Fraksi Nasdem-PSI Ingin Angkot Turut Dilibatkan
Perspektif akademik datang dari Prof. Dr. H. Sutaman, MA, pakar bahasa Arab UIN Maulana Malik Ibrahim Malang. Ia menekankan bahwa pembelajaran bahasa Arab harus bergerak ke arah yang lebih komunikatif. Dengan begitu, siswa tidak hanya menguasai teori, tetapi juga percaya diri saat menggunakannya dalam percakapan.

Dukungan juga hadir dari akademisi UIN Maliki lainnya, yakni Ustad H. Amin Khairi, Lc., MA., Ph.D., dan Ustad H. Aunur Rofiq, Lc., Ph.D., yang aktif di ICMI Kairo Mesir. Keduanya melihat pendekatan komunikatif ini sebagai pintu masuk agar bahasa Arab tidak sekadar menjadi materi hafalan, melainkan keterampilan hidup.
Diskusi yang berlangsung interaktif bersama para guru bahasa Arab MIN 1 mengungkap sejumlah tantangan. Salah satunya adalah perbedaan fokus antara kurikulum Ahlan Bil Arabia dengan KMA 183 (Kurikulum Bahasa Arab Kemenag) yang menjadi acuan resmi. Namun, guru menilai perbedaan ini bukan hambatan, melainkan peluang untuk mengombinasikan keunggulan dua pendekatan sekaligus.
Penguatan tambahan diberikan oleh Prof. Dr. H. Wildana Wargadinata, Lc., M.Ag., Guru Besar UIN Malang. Ia mencontohkan Singapura, yang berhasil mendorong pembelajaran bahasa Arab hingga menjadi bagian penting dalam dunia pendidikan mereka. Menurutnya, Indonesia perlu menyerap semangat yang sama, khususnya untuk memperkuat kualitas pembelajaran di madrasah.
Baca Juga : Literacy Festival 2025, Wujudkan Generasi Muda Cakap Literasi Digital
Rangkaian audiensi ini ditutup dengan harapan lahirnya langkah nyata: pelatihan guru, uji coba metode di kelas, bahkan kemungkinan menghadirkan langsung tenaga ahli dari Singapura. Dengan strategi tersebut, MIN 1 Kota Malang menargetkan siswanya tidak hanya unggul dalam memahami teks bahasa Arab, tetapi juga cakap, percaya diri, dan luwes dalam berkomunikasi.