JATIMTIMES - Kesadaran bahwa mutu perguruan tinggi tidak cukup dinilai dari tumpukan laporan mendorong Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim (UIN Maliki) Malang menggelar Rapat Tinjauan Manajemen (RTM) 19-20 Desember 2025 sebagai ruang refleksi bersama. Forum tahunan ini resmi dibuka Rektor UIN Maliki Malang, Ilfi Nur Diana, dengan penegasan bahwa RTM harus melampaui rutinitas administratif.
“Rapat Tinjauan Manajemen ini tidak boleh dipahami sekadar agenda formal untuk memenuhi kewajiban administrasi. Ini adalah ruang refleksi bersama untuk melihat kinerja kita secara jujur, apa yang sudah berjalan baik dan apa yang masih perlu diperbaiki,” tegas Prof. Ilfi.
Baca Juga : Kapolresta Banyuwangi Promosi Jabatan Sebagai Ditreskrimsus Polda Papua
Ia menekankan bahwa kinerja tahunan institusi adalah tolok ukur utama kualitas perguruan tinggi. Menurutnya, laporan yang rapi tidak akan bermakna jika tidak memberi dampak nyata. “Laporan yang baik tidak akan berarti apa-apa jika tidak berpengaruh pada mutu pendidikan, kualitas lulusan, dan reputasi institusi,” ujarnya lugas.
Dalam arahannya, Prof. Ilfi juga menyoroti kesiapan lulusan menghadapi dunia kerja. Ia mengakui masih terdapat program studi yang perlu berbenah agar kompetensi alumninya lebih relevan dengan kebutuhan lapangan.
“Kami masih menemukan lulusan dari beberapa program studi yang keterampilannya perlu lebih diselaraskan dengan kebutuhan dunia kerja. Ini menjadi tanggung jawab kita bersama,” kata dia, menegaskan peran seluruh fakultas.
Rektor kemudian memaparkan perkembangan kinerja UIN Maliki Malang, mulai dari peningkatan jumlah mahasiswa, capaian indikator kinerja utama, hingga posisi kampus dalam pemeringkatan nasional dan internasional. Capaian tersebut, menurutnya, harus dibarengi konsistensi kualitas.
“Peningkatan jumlah mahasiswa dan akreditasi yang sudah kita raih harus diikuti dengan kualitas yang terjaga. Target kita bukan sekadar mempertahankan, tetapi meningkatkannya secara terukur,” ucapnya.
Evaluasi juga diarahkan pada bidang publikasi ilmiah. Prof. Ilfi mengakui tantangan masih terasa, terutama terkait penurunan jumlah publikasi terindeks internasional yang berdampak pada peringkat global. Meski demikian, ia menegaskan komitmen penuh pimpinan kampus.
“Soal penguatan publikasi ilmiah, kami siap mendukung penuh, termasuk dari sisi anggaran. Yang terpenting adalah kolaborasi riset, relevansi penelitian, serta dukungan nyata bagi dosen dan mahasiswa,” tandasnya.
Di luar capaian akademik, perhatian kampus juga diarahkan pada kesehatan mental mahasiswa. Beban nonakademik yang berlebihan dinilai dapat mengganggu proses belajar. “Kampus harus menjadi ruang yang aman bagi mahasiswa. Jika tekanan nonakademik terlalu besar, itu justru berdampak buruk pada kesehatan mental dan prestasi mereka,” ujarnya.
RTM UIN Maliki Malang 2025 dilaksanakan selama dua hari, 19–20 Desember 2025, di Shanaya Resort, Kota Malang. Kegiatan ini diikuti 132 pimpinan dari berbagai lini, mulai tingkat universitas hingga unit kerja. Kehadiran pimpinan lengkap menunjukkan posisi strategis RTM dalam menentukan arah kebijakan universitas.
Baca Juga : Indonesia Sukses Raih 91 Emas di SEA Games 2025 Thailand, Lampaui Target Pemerintah
Laporan pelaksanaan RTM disampaikan Kepala Biro AAKK, Ita Hidayatus Solihah, yang menyebutkan bahwa forum ini melibatkan 132 pimpinan sebagai peserta dan didukung 39 panitia. Ia berharap RTM mampu menghasilkan rekomendasi konkret bagi pengembangan institusi menuju reputasi internasional.
Agenda kemudian dilanjutkan dengan pemaparan hasil Audit Mutu Internal 2025, umpan balik pemangku kepentingan, serta tindak lanjut hasil RTM tahun sebelumnya yang disampaikan Kepala Pusat Audit dan Pengendalian Mutu, Sigit Priatmoko. Paparan ini memberikan gambaran menyeluruh tentang capaian bersama sekaligus ruang perbaikan berkelanjutan.
Sesi berikutnya diisi Ketua Satuan Pengawasan Internal Ridwan bersama Kepala Pusat Pengembangan Standar Mutu Abdussakir, yang mengulas kinerja layanan, kesesuaian luaran, serta berbagai perubahan yang memengaruhi sistem organisasi kampus.
Rangkaian RTM berlanjut pada sidang komisi untuk merumuskan rekomendasi perbaikan lintas bidang. Hasilnya dipaparkan dan diklarifikasi dalam sidang pleno, sebelum ditetapkan melalui penandatanganan Rencana Tindak Lanjut yang dipimpin Sri Harini.
Menutup arahannya, Prof. Ilfi kembali mengingatkan pentingnya bergerak dalam satu barisan. “RTM ini menjadi muhasabah bersama. Kita tidak boleh berhenti pada rasa bangga, tetapi harus melangkah maju dengan kerja nyata dan data yang jujur,” pungkasnya.
