JATIMTIMES - Nama Gus Elham Yahya tengah menjadi perbincangan hangat setelah beredarnya sejumlah video yang memperlihatkan dirinya tengah berinteraksi dengan anak kecil.

Dalam video yang tersebar luas di media sosial, terlihat momen ketika dirinya mencium anak-anak perempuan di hadapan jemaah. Hal inilah yang kemudian memicu munculnya tudingan dugaan pelecehan terhadap anak.

Baca Juga : Akhir Pekan Ini Ada IJMC, Ayo Ramai-Ramai ke Jember

Kronologi ini berawal dari unggahan akun X (Twitter) @PenerbangRoket, yang membagikan cuplikan video beberapa anak perempuan bersalaman dengan Gus Elham lalu mencium pipinya. Dalam video tersebut, Gus Elham juga terlihat membalas ciuman tersebut.

Video lain memperlihatkan dirinya sedang menggendong seorang anak perempuan serta momen yang menunjukkan pipi anak perempuan itu mendekati atau masuk ke mulut Gus Elham. Selain itu, terdapat foto seorang anak kecil berkerudung merah yang terlihat bibirnya bersentuhan dengan bibir sang dai muda.

Rangkaian momen dalam video tersebut membuat sejumlah warganet merasa resah dan menganggap tindakan tersebut tidak pantas dilakukan, terlebih oleh seseorang yang dikenal sebagai tokoh agama.

Seruan Publik agar Lembaga Resmi Turun Tangan

Setelah video tersebut viral, mulai bermunculan template unggahan di Instagram yang berisi ajakan untuk menteri agama, ketua KPAI, dan Komnas Perlindungan Anak untuk meninjau tindakan tersebut secara serius.

Isi seruan tersebut antara lain adalah permintaan agar tindakan yang diduga tidak pantas tersebut ditelusuri hingga ranah hukum apabila ditemukan pelanggaran.

“Kepada Bapak Menteri Agama Bapak Ketua KPAI dan Bapak Ketua Komans PA. TOLONG SELAMATKAN ANAK ANAK KITA PAK. Ini adalah Kumpulan dari beberapa seorang anak kyai (GUS) yang dikenal dengan naman Gus Elham (@elhamyahya). Sedang mencium dan diciumi oleh seorang anak perempuan dan tampak jelas sedang merangkul anak tersebut dengan erat menggunakan tangannya,” demikian template di Instagram yang ramai di media sosial.

Bahkan dalam template tersebut, meminta agar tokoh agama tersebut bisa diproses hukum. Sebab, tindakan Gus Elham Yahya diduga merupakan pelecehan terhadap anak kecil.

“Anak perempuan yang masih sekecil ini sudah dirusak dengan cara yang sebusuk ini. Tolong proses pelaku pak,” demikian bunyi template tersebut seperti dikutip dari akun TikTok @kenrizka.

Hingga kini, belum ada pernyataan resmi dari lembaga terkait mengenai apakah kasus ini akan diusut lebih lanjut.

Klarifikasi dari Gus Elham Yahya

Menanggapi ramainya pemberitaan, Gus Elham memberikan klarifikasi melalui video yang diunggah ulang oleh akun @santriasik_. Dalam video tersebut, ia menyebut bahwa tudingan yang beredar merupakan bentuk fitnah.

“Ada salah satu oknum membuat akun isinya cuma menjelek-jelekkan saya. Isinya cuma menebar fitnah,” ujarnya.

Ia mengaku terkejut dengan tudingan yang diarahkan kepadanya dan memilih untuk tidak membalas hujatan dengan kemarahan.

“Menjatuhkan tidak membuat kita lebih tinggi. Menghujat tidak membuat kita lebih hebat. Itu semua memperlihatkan siapa diri kita.”

Baca Juga : Puasa Berapa Hari Lagi? Ini Perkiraan Awal Ramadan 2026 

Gus Elham tidak menjelaskan lebih lanjut konteks interaksi yang viral tersebut, namun mengimbau publik untuk tetap bijak dalam menilai informasi.

Profil Singkat Gus Elham Yahya

• Nama lengkap: Elham Yahya

• Lahir: 8 Juli 2001 di Tarokan, Kediri

• Keluarga: Cucu KH Mudhofir Ilyas, pendiri Pondok Al Ikhlas Kaliboto

• Pendidikan pesantren: Lirboyo, Kediri

• Kegiatan: Pendiri Majelis Ta’lim Ibadallah (2023)

• Kegiatan rutin: Kajian malam Jumat dan malam Minggu (dua pekan sekali)

Majelis taklim yang ia dirikan dikenal aktif mengadakan kajian agama untuk masyarakat dan kalangan santri.

Kontroversi yang melibatkan Gus Elham Yahya ini masih berada pada tahap perdebatan publik. Di satu sisi, sejumlah pihak menilai tindakan dalam video tersebut kurang tepat. Di sisi lain, Gus Elham menegaskan bahwa narasi yang beredar merupakan fitnah.

Oleh karena itu, penting untuk menunggu klarifikasi dan langkah resmi agar persoalan ini bisa dinilai secara objektif dan tidak merugikan pihak mana pun.