JATIMTIMES - Selasa (4/11/2025) dalam penanggalan Jawa bertepatan dengan pasaran Kliwon. Berdasarkan kalender Jawa, hari ini jatuh pada 13 Jumadilawal 1959 tahun Dal, berada dalam Wuku Julangwangi, serta memiliki weton Selasa Kliwon dengan jumlah neptu 11 (Selasa = 3, Kliwon = 8).
Dalam tradisi masyarakat Jawa, weton Selasa Kliwon dikenal dengan karakter lembut, ramah, dan tinggi cita-citanya. Orang yang lahir pada weton ini biasanya nriman (menerima apa adanya) dan memiliki tutur kata yang enak didengar.
Namun di balik sifatnya yang tenang, pemilik weton ini juga mudah terpancing emosi sehingga perlu belajar mengendalikan diri agar tidak cepat marah.
Menurut Primbon Jawa, Pangarasan untuk weton Selasa Kliwon berada pada Aras Tuding, yang berarti sering “ditunjuk” dalam hal positif. Artinya, orang dengan weton ini biasanya menonjol di lingkungannya, kerap dipercaya memegang tanggung jawab penting, bahkan bisa menduduki jabatan strategis dalam organisasi.
Namun, sisi lain dari Aras Tuding adalah mudah menjadi sasaran tuduhan. Karena posisinya yang mencolok, pemilik weton ini kadang disalahpahami atau dikaitkan dengan hal negatif yang sebenarnya bukan kesalahannya.
Masih menurut Primbon, Pancasuda Selasa Kliwon adalah Sumur Sinaba. Maknanya, dadi pangungsening kapinteran, atau menjadi tempat bertanya bagi orang lain. Pemilik weton ini dikenal cerdas, berwawasan luas, dan sering dimintai nasihat karena kebijaksanaannya.
Tak heran, orang yang lahir pada weton ini umumnya dihormati banyak orang, punya karisma alami, dan sering dijadikan panutan di lingkungan kerja maupun masyarakat.
Hari ini juga berada dalam Wuku Julangwangi, yang dilambangkan oleh Bathara Sambu, dewa yang menjadikan seseorang mudah dikenal dan cepat terkenal. Dalam Primbon disebutkan, “Berbuat jelek saja lekas terkenal, apalagi berbuat baik.” Artinya, segala tindakan orang yang lahir di Wuku Julangwangi cepat diketahui banyak orang. Karena itu, penting untuk berhati-hati dalam berperilaku dan berbicara, agar yang dikenal adalah kebaikannya, bukan sebaliknya.
Lambangnya, air di tempayan ada di depan, melambangkan ketulusan dan kerelaan hati. Meski begitu, kebaikan orang dengan weton ini sering dilakukan secara perlahan dan tidak terlalu diperlihatkan.
Pohon yang menaungi Wuku Julangwangi adalah cemara, yang menggambarkan pribadi banyak bicara tapi bisa dipercaya. Orangnya enak diajak ngobrol, pandai merayu, dan punya daya tarik alami.
Baca Juga : Jumlah Rumah, Fasum dan Korban Luka Terdampak Puting Beliung di Malang Bertambah
Selain itu, simbol umbul-umbul di depan melambangkan datangnya keberuntungan dan kasih sayang dari Tuhan maupun atasan. Orang yang lahir di Wuku ini biasanya disukai banyak orang, pandai bersosialisasi, dan cepat mendapatkan perhatian.
Namun, Primbon juga menggambarkan bentuk perumpamaan “banteng lumpuh”, artinya, meski sedang dalam kondisi sulit, orang ini tetap terlihat tegar dan kuat di mata orang lain.
Dalam perhitungan Kala, Wuku Julangwangi berada di Barat Daya. Primbon mengingatkan agar selama tujuh hari ke depan tidak melakukan perjalanan jauh atau urusan penting ke arah tersebut. Sebab arah itu diyakini dapat membawa gangguan, hambatan, atau kesialan kecil.
Selain itu, secara khusus Selasa Kliwon di Wuku Julangwangi juga disebut bukan hari baik untuk bepergian jauh. Bisa saja mengalami gangguan kesehatan selama perjalanan atau menemui rintangan yang tidak diharapkan.
Berdasarkan Primbon, orang dengan weton Selasa Kliwon cocok bekerja di bidang kreativitas, sosial, dan kepemimpinan. Pemilik weton ini mampu memadukan kecerdasan emosional dan intelektual, sehingga sering sukses sebagai pemimpin, konsultan, guru, atau pegiat sosial.
Dalam urusan asmara, pemilik weton Selasa Kliwon cocok dengan pasangan yang memiliki neptu 8, 13, atau 18, seperti Senin Wage, Selasa Legi, atau Jumat Pon. Kombinasi ini dipercaya membawa keharmonisan dan rezeki lancar dalam rumah tangga.
