JATIMTIMES - Dinas Sosial, Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (Dinsos-P3AP2KB) Kota Malang terus melakukan upaya pencegahan tren childfree atau sebuah tren pasangan suami istri yang secara sadar memilih untuk tidak memiliki anak agar tidak berkembang di generasi muda Kota Malang.
Kepala Dinsos-P3AP2KB Kota Malang Donny Sandito Widoyoko melalui Kepala Bidang Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana Dina Sonyalia Catur Rina menyampaikan, terdapat beberapa cara edukatif yang dilakukan untuk mencegah berkembangnya tren childfree.
Di antaranya pelaksanaan Program Taman Asuh Sayang Anak atau Tamasya yang bertujuan untuk membantu para ibu muda yang khususnya sedang bekerja dan tidak bertempat tinggal bersama orang tua agar tetap bisa menjalankan peran pengasuhan dengan baik.
Selain itu, sosialisasi yang masif melalui Bina Keluarga Balita, Bina Keluarga Remaja (BKR) dan Pusat Informasi dan Konseling Remaja (PIKR). Di mana pada praktiknya, kegiatan ini menyasar kelompok remaja dan pelajar di sekolah-sekolah siaga kependudukan.
"Biasanya yang kami sentuh untuk fenomena seperti ini, kalau berhubungan dengan remaja, itu pernikahan dini dan gerakan anti narkoba. Kami masuknya lewat Bina Keluarga Remaja dan lewat PIKR," jelas Sonya.
Kegiatan-kegiatan itu masif dilakukan dikarenakan pencegahan berkembangnya tren childfree juga merupakan salah satu fokus dari Kementerian Kependudukan dan Pembangunan Keluarga RI/Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN).
"Ya, isu-isu seperti ini (childfree) memang berkembang di masyarakat saat ini dan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) pun saat ini berusaha menerjemahkan hal itu," tutur Sonya.
Lebih lanjut menurutnya, saat ini pemerintah memiliki tantangan baru dalam kebijakan kependudukan. Jika sebelumnya pemerintah fokus pada penekanan pertumbuhan penduduk melalui program Keluarga Berencana (KB), saat ini pemerintah memiliki tantangan dalam membangun kesadaran generasi muda atas pentingnya keluarga yang sehat dan berkualitas.
"Kita harus berusaha memberikan pemahaman, memberikan wawasan pada generasi sekarang, khususnya yang remaja, bahwa membangun keluarga yang sehat dan berkualitas itu penting," ujar Sonya.
Baca Juga : Wabup Lathifah Dorong Lomba Pramuka Jadi Sarana Pembinaan dan Inspirasi Generasi Muda Kabupaten Malang
Pihaknya menyebutkan, pandangan sebagian generasi muda untuk tidak memiliki anak atau childfree biasanya muncul karena berbagai alasan. Mulai dari khawatir terhadap konsep pengasuhan hingga kondisi ekonomi.
"Mungkin, kalau generasi sekarang ini berpikir nanti menikah punya anak, siapa yang akan mengurus anaknya. Ini kan bagian dari pertimbangan yang panjang," kata Sonya.
Menurutnya, keputusan dari sebagian generasi muda untuk memutuskan mengikuti tren childfree bersifat personal. Sonya mengatakan, media sosial sangat berperan besar dalam membentuk persepsi sebagian generasi muda untuk mengikuti tren childfree.
Ketika ditanya mengenai kondisi generasi muda di Kota Malang apakah banyak yang memutuskan untuk mengikuti tren childfree, Sonya mengatakan bahwa pihaknya belum memiliki data rinci maupun hasil survei serta analisis terkait fenomena childfree di Kota Malang.
"Selama ini yang kami lihat ya dari media sosial saja. Kami tidak bisa mengatakan ada atau tidak, sejauh mana, seperti apa, kami belum tahu karena kami belum melakukan survei," pungkas Sonya. (ADV)
