JATIMTIMES - Pemerintah Kabupaten Blitar mencatat capaian signifikan dalam layanan administrasi kependudukan. Kini, seluruh 22 kecamatan telah dilengkapi alat cetak KTP elektronik (KTP-El). Layanan ini bukan hanya berjalan lancar, tapi juga mengantarkan Blitar mendekati target nasional perekaman data kependudukan sebesar 99 persen.
Kepala Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Dispendukcapil) Kabupaten Blitar, Tunggul Adi Wibowo, menyebut capaian ini sebagai buah kerja kolektif. Dalam wawancara pada Jumat, 12 September 2025, ia mengungkapkan bahwa angka perekaman di Blitar sudah mencapai 98,95 persen. “Alhamdulillah, sejauh ini perekaman KTP elektronik di kecamatan sudah bagus. Hampir menyapu bersih target nasional,” ujarnya.
Baca Juga : Pengisian DRH PPPK Paruh Waktu Diperpanjang, Cek Jadwal Terbaru dan Persyaratannya
Menurut Tunggul, keberhasilan itu tak lepas dari gerakan serentak aparat kecamatan setelah menerima surat percepatan administrasi kependudukan dari Dispendukcapil. Beberapa kecamatan bahkan mulai menjadwalkan perekaman secara bergiliran di desa-desa, lalu memusatkan layanan di kantor kecamatan. Pola ini terbukti efektif.
Dulu, masyarakat Kabupaten Blitar harus datang ke kantor Dispendukcapil di Kanigoro untuk mencetak KTP-El. Kini, kondisi berubah total. Dengan distribusi alat cetak merata di 22 kecamatan, warga cukup datang ke kecamatan masing-masing untuk melakukan perekaman sekaligus pencetakan.
Tunggul menjelaskan bahwa layanan di kecamatan mencakup perekaman bagi pemula, misalnya remaja yang baru berusia enam belas hingga tujuh belas tahun, serta pencetakan akibat perubahan elemen data.
“Khusus untuk KTP yang hilang atau rusak, prosesnya tetap di kantor Dispendukcapil Kabupaten Blitar,” katanya.
Setiap kecamatan kini memiliki kuota keping KTP-El. “Kalau ngebon, rata-rata kami berikan 50 keping per kecamatan untuk dicetak. Jika habis, mereka bisa mengajukan ulang,” jelas Tunggul.
Meski distribusi alat cetak sudah merata, tingkat permintaan warga berbeda-beda di tiap kecamatan. Kecamatan Ponggok dan Wlingi menjadi yang paling banyak mencetak KTP-El. Padahal, keduanya sudah memiliki Tempat Layanan Adminduk (TLA).
“Antusias masyarakat di sana tetap tinggi karena jumlah penduduknya juga besar,” kata Tunggul. Data permintaan keping KTP-El dari dua kecamatan itu selalu lebih tinggi dibanding kecamatan lain. Fakta ini menunjukkan bahwa kebutuhan dokumen identitas masih sangat vital dalam kehidupan sehari-hari masyarakat.
Selain perekaman dan pencetakan KTP-El, Dispendukcapil juga mendorong aktivasi Identitas Kependudukan Digital (IKD). Layanan ini bisa dilakukan melalui petugas registrasi desa maupun operator kecamatan.
Perkembangannya dinilai positif. Setiap hari, tercatat 150 hingga 200 warga yang berhasil mengaktivasi IKD di seluruh Kabupaten Blitar. “Progress IKD ini bagus. Harapannya, masyarakat semakin terbiasa menggunakan layanan digital kependudukan,” tutur Tunggul.
Baca Juga : Menpora dan Menko Polkam Tak Kunjung Dilantik, Ini Kata Prabowo
Meski capaian hampir menyentuh 99 persen, Dispendukcapil masih terus mendorong partisipasi masyarakat. Imbauan khusus diberikan kepada remaja yang baru memasuki usia 16 atau 17 tahun. Mereka diingatkan untuk segera melakukan perekaman KTP-El di kecamatan.
Tunggul menegaskan, kepemilikan KTP-El bukan sekadar formalitas, melainkan kunci utama untuk mengakses berbagai layanan publik. “KTP elektronik ini menjadi salah satu alat untuk membuka akses ke semua layanan pemerintah. Monggo, segera ajukan perekaman dan cetaknya, sekaligus aktivasi IKD-nya,” ujarnya.
Distribusi alat cetak KTP-El ke seluruh kecamatan menandai perubahan besar dalam pelayanan publik Kabupaten Blitar. Warga tak lagi terbebani jarak dan waktu tempuh ke Kanigoro.
Dengan capaian perekaman hampir menyamai target nasional, Dispendukcapil membuktikan keseriusannya menjalankan instruksi Bupati Blitar Rijanto. Sejak awal masa jabatannya, Riijanto memang menekankan agar layanan kependudukan bisa lebih dekat dan efisien.
Ke depan, Dispendukcapil berharap capaian ini bisa ditingkatkan hingga tuntas 100 persen, sejalan dengan transformasi layanan kependudukan berbasis digital.
