Jatim Times Network Logo
Poling Pilkada 2024 Agama Ekonomi Gaya Hukum dan Kriminalitas Kesehatan Kuliner Olahraga Opini Otomotif Pemerintahan Pendidikan Peristiwa Politik Profil Ruang Mahasiswa Ruang Sastra Selebriti Tekno Transportasi Wisata
Poling Pilkada 2024
Agama

Kembali ke Jalan-Nya: Makna dan Pengampunan dalam Surat Az-Zumar Ayat 53

Penulis : Anggara Sudiongko - Editor : Yunan Helmy

15 - May - 2025, 11:32

Placeholder
Alquran (pixabay)

JATIMTIMES - Tak jarang, dalam kehidupan ini, kita merasa terpuruk karena dosa-dosa yang telah kita perbuat. Rasa bersalah yang mendalam sering datang menghantui, membuat kita merasa jauh dari kasih sayang Allah.

Namun, Islam mengajarkan bahwa pintu ampunan-Nya selalu terbuka lebar, dan tak ada kata terlambat untuk kembali. Sebuah ayat dalam Al-Quran, Surat Az-Zumar ayat 53, menjadi pengingat bagi setiap hamba-Nya bahwa meskipun dosa kita sebesar apa pun, Allah tetap memberikan kesempatan untuk bertaubat dan kembali ke jalan-Nya.

Baca Juga : Gubernur Jatim Jaga Tradisi Berbagi di Setiap Pasar Murah dan Kunjungan Kerja

Dalam Surat Az-Zumar ayat 53, Allah mengingatkan umat-Nya agar tidak berputus asa, meskipun telah melakukan dosa-dosa besar. Allah berfirman:

"Katakanlah (Nabi Muhammad), 'Wahai hamba-hamba-Ku yang melampaui batas (dengan menzalimi) dirinya sendiri, janganlah berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah mengampuni dosa semuanya. Sesungguhnya Dialah Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.'" (QS. Az-Zumar: 53).

Ayat ini dengan tegas menyampaikan bahwa Allah Maha Pengampun dan Maha Penyayang. Tidak ada dosa yang terlalu besar bagi-Nya untuk diampuni. Allah membuka pintu ampunan bagi siapa saja yang benar-benar ingin kembali kepada-Nya dengan hati yang tulus. Sejauh apa pun seseorang terperosok dalam kesalahan, Allah selalu memberi kesempatan untuk kembali.

Menurut tafsir Al-Azhar karya Buya Hamka, ayat ini menggambarkan panggilan penuh kasih dari Allah kepada hamba-hamba-Nya yang merasa terjebak dalam dosa dan keputusasaan. Meski dosa seseorang besar dan banyak, hidup terasa kelam dan penuh penyesalan, namun Allah tetap membuka pintu ampunan. Selama seseorang menyadari kesalahannya, memohon ampun, dan bertobat dengan sungguh-sungguh, maka Allah akan mengampuni segala dosa-dosanya.

Bayangkanlah, dosa sebesar apa pun bagaikan debu yang hilang tertiup angin, ketika berhadapan dengan maghfirah Allah. Ayat ini merupakan seruan bagi mereka yang tersesat, merasa tak layak lagi untuk kembali kepada Allah, dan yang merasa terpinggirkan oleh dosa-dosa mereka. Allah tidak pernah meninggalkan hamba-Nya yang ingin kembali.

Dalam sebuah hadis yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad, terdapat kisah seorang lelaki tua yang datang kepada Rasulullah SAW dengan penuh penyesalan. Ia berjalan tertatih-tatih dengan bertopang tongkat, mengungkapkan bahwa ia telah banyak melakukan kesalahan dan kedurhakaan. Dengan suara penuh harap, ia bertanya kepada Rasulullah SAW, "Apakah masih ada ampunan untukku?"

Rasulullah SAW menjawab dengan lembut, "Bukankah engkau telah mengucapkan kalimat 'La ilaha illallah' (tiada Tuhan selain Allah)?" Orang tua itu menjawab dengan penuh keyakinan, "Ya, aku juga bersaksi bahwa engkau adalah utusan Allah." Kemudian Rasulullah SAW menegaskan, "Sesungguhnya Allah telah mengampuni segala pelanggaran dan kedurhakaanmu."

Hadits ini mengajarkan kita bahwa selama kita kembali kepada Allah dengan tulus dan ikhlas, maka ampunan-Nya akan selalu ada.

Baca Juga : Pekerja Serabutan Sudah 1 Tahun Edarkan Sabu-Pil Koplo di Kota Santri

Sebagai bagian dari pemahaman, penting untuk mengetahui latar belakang turunnya ayat ini, yang disebut sebagai Asbabun Nuzul. Menurut Ibnu Abi Hatim, ayat ini diturunkan untuk orang-orang musyrik di Makkah yang merasa terjebak dalam perbuatan syirik. Mereka merasa bahwa dosa besar yang mereka lakukan membuat mereka tak pantas mendapat ampunan.

Imam Thabrani juga meriwayatkan bahwa pada awalnya, banyak sahabat yang berpendapat bahwa seseorang yang kembali kepada kekafiran setelah memeluk Islam tidak akan diterima taubatnya. Namun, ayat ini datang sebagai jawaban atas kebimbangan tersebut. Allah menegaskan bahwa rahmat-Nya tak terbatas, bahkan untuk mereka yang dahulu musyrik atau telah terjatuh dalam dosa besar.

Namun, dalam agama Islam, ada satu dosa yang tak akan diampuni, yaitu dosa syirik. Dalam Surat An-Nisa ayat 48, Allah berfirman:

"Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa mempersekutukan-Nya, tetapi Dia mengampuni dosa selain itu bagi siapa yang Dia kehendaki. Dan siapa yang mempersekutukan Allah, maka sesungguhnya ia telah berbuat dosa yang besar." (QS. An-Nisa: 48).

Walaupun begitu, bagi setiap dosa selain syirik, pintu ampunan selalu terbuka, asalkan seseorang menyesali perbuatannya dan kembali kepada-Nya dengan hati yang bersih.


Topik

Agama Surat az Zumar ampunan Allah taubat kajian Islami



JatimTimes Media Terverifikasi Dewan Pers

UPDATE BERITA JATIM TIMES NETWORK

Indonesia Online. Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari JatimTIMES.com dengan klik Langganan Google News Jatimtimes atau bisa menginstall aplikasi Surabaya Times News melalui Tombol Berikut :


Penulis

Anggara Sudiongko

Editor

Yunan Helmy