JATIMTIMES - Sepuluh ribu lebih santri, wali santri dan guru TPQ (Taman Pendidikan Quran) se-Kabupaten Jember merasa tersiksa di acara wisuda metode Alimna yang digelar di GOR PKPSO Kaliwates Jember, Selasa (21/3/2023).
Hal itu menyusulminimnya sarana MCK di sekitar GOR. Kalaupun ada, jumlahnya juga tidak sebanding dengan banyaknya warga yang hadir. Akibatnya. banyak warga yang mengeluh dan mengaku tersiksa dengan keadaan ini.
Baca Juga : Demo Mahasiswa di Rumdin Bupati Jombang Ricuh, Massa Paksa Masuk Pendopo
Dari pantauan media ini, jumlah sarana MCK di lokasi wisuda hanya tersedia 2 MCK portabel milik Pemkab Jember dan 6 MCK di dalam GOR. Sehingga banyak orang tua dan guru TPQ yang merasakan sakit perut karena harus menahan BAB dan buang air kecil. Terlebih peserta wisuda dan pendamping hadir di GOR Kaliwates sejak jam 06.30 pagi.
"Kami datang sejak jam 6 pagi karena instruksi dari panitia wisuda pukul 06.30 sudah harus di lokasi. Sedangkan acara baru dimulai pukul 8. Lha ini saya sakit perut harus nahan buang air kecil dan BAB. Gak tau kok fasilitasnya minim sekali," keluh Munfarida, salah satu guru TPQ yang ditemui wartawan di lokasi wisuda.
Hal yang sama juga disampaikan oleh M. Soleh. Wali santri asal Kecamatan Jenggawah ini mengeluhkan tidak adanya sarana untuk buang air kecil di lokasi wisuda. Kalaupun ada, harus antre cukup lama.
"Ada MCK. Tapi jumlahnya terbatas. Harus antre panjang, sehingga tadi saya terpaksa buang air kecil di sana (sambil menunjuk area semak-semak)," ujar Soleh.
Kasi Pondok Pesantren dan Diniyah Kantor Kemenag Jember Edy Sucipto saat dikonfirmasi mengenai kekuhan ini menyatakan bahwa kegiatan wisuda TPQ dan madrasah diniyah serta pondok pesantren ada di bawah kewenangannya.
Namun kewewangan Kemenag hanya sebatas pada izin dan legal formal sertifikat wisuda. Sedangkan sarana wisuda bukan menjadi tanggung jawab Kemenag.
"Kalau izin dan legal formal TPQ, madrasah diniyah dan pondok pesantren memang ada di bidang kami. Tapi mengenai pelaksanaan wisuda, itu menjadi ranah panitia. Kami juga tidak tahu soal ini," ujar Edi.
Baca Juga : Gelar Kirab Ogoh-Ogoh di Solo, Netizen Ini Sentil GibranĀ
Rupanya kejadian seperti ini tidak hanya kali ini terjadi. eberapa waktu lalu, pada 12 Maret 2023, hal yang sama juga terjadi pada acara wisuda TPQ metode Dirosati. Banyak peserta wisuda dan pendamping yang mengeluhkan minimnya sarana MCK.
"Kapan hari juga sama. Saat wisuda metode Dirosati, banyak yang mengeluhkan tidak adanya sarana MCK. Eh sekarang terjadi lagi," ujar salah satu pedagang menceritakan keluhan peserta wisuda.
Informasi yang diterima media ini, jumlah wisudawan TPQ metode Alimna yang digelar hari ini mencapai 2.967 wisudawan-wisudawati. Jika setiap santri membawa kedua orang tua, ditambah dengan adiknya, serta sejumlah guru TOQ se-Kabupaten Jember, jumlah peserta yang hadir bisa mencapai 10 ribu lebih.
Sampai berita ini ditulis, prosesi wisuda masih berlangsung. Beberapa panitia yang ditemui di lokasi wisuda enggan memberikan keterangan saat dikonfirmasi. Begitu juga beberapa nomor panitia yang dianggap bisa memberikan penjelasan mengenai sarana MCK, juga tidak memberikan respons.