Fakta Terbaru Runtuhnya Bangunan Ponpes Al Khoziny Sidoarjo, 91 Santri Diduga Tertimbun

Reporter

Binti Nikmatur

Editor

A Yahya

01 - Oct - 2025, 12:37

Kondisi runtuhan bangunan asrama putra Pondok Pesantren (Ponpes) Al Khoziny, Buduran, Sidoarjo, Jawa Timur, ambruk pada Senin (29/9/2025). (Foto: X)

JATIMTIMES - Bangunan asrama putra Pondok Pesantren (Ponpes) Al Khoziny, Buduran, Sidoarjo, Jawa Timur, ambruk pada Senin (29/9/2025) sore. Saat kejadian, ratusan santri tengah melaksanakan salat Asar berjamaah di lantai dua gedung tersebut.

Insiden ini membuat proses evakuasi berlangsung cukup lama. Alat berat dan belasan ambulans dikerahkan untuk mengevakuasi korban yang tertimbun reruntuhan. Hingga Selasa (30/9/2025) malam, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat sebanyak 91 orang santri diduga terjebak di bawah material bangunan.

Baca Juga : Gempa M 6,5 Sumenep: Warga Terluka dan Puluhan Bangunan Rusak

Adapun bangunan asrama itu runtuh sekitar pukul 15.00 WIB. Sejumlah saksi mata, termasuk santri yang sedang berjemaah, menyebut sempat merasakan getaran sebelum bangunan roboh.

“Ketika masuk rakaat kedua bagian ujung musala ambruk, lalu merembet ke bagian lain gedung,” kata Wahid, santri kelas tujuh MTS Al Khoziny. Ia mengaku berhasil menyelamatkan diri dan mengajak teman-temannya keluar dari bangunan.

Menurut pengasuh ponpes, KH Abdus Salam Mujib, gedung yang ambruk tersebut masih dalam tahap renovasi. “Proses pembangunan sudah jalan sembilan bulan. Ini pengecoran yang terakhir saja,” ujarnya. Mujib menambahkan, lantai tiga yang baru dicor justru ambrol dan menimpa musala di lantai bawah.

Setelah bangunan ambruk, tim SAR gabungan bersama Basarnas, BPBD, TNI-Polri, dan relawan langsung melakukan penyelamatan. Ekskavator sempat disiagakan di lokasi, namun penggunaannya belum bisa dilakukan karena dikhawatirkan getaran memperparah kondisi reruntuhan.

Deputi Operasi dan Kesiapsiagaan Basarnas, Edy Prakoso, menyebut dugaan awal penyebab ambruknya bangunan karena pondasi tidak kuat. “Diduga pondasi tidak kuat sehingga bangunan dari lantai empat runtuh hingga lantai dasar,” jelasnya.

Meski begitu, tim masih fokus mengevakuasi korban secara manual. Bahkan, ada indikasi enam santri masih bertahan hidup di dalam reruntuhan. Petugas telah menyalurkan makanan dan minuman melalui celah sempit agar kondisi mereka tetap stabil.

Wakil Gubernur Jawa Timur, Emil Elestianto Dardak, turun langsung memantau lokasi sejak pukul 17.00 WIB. Ia mengakui evakuasi korban cukup berisiko karena kondisi bangunan yang belum stabil. “Evakuasi tidak berhenti sampai para korban selamat,” kata Emil. Ia menegaskan korban yang berhasil diselamatkan langsung dirujuk ke rumah sakit terdekat.

BNPB memastikan para korban tersebar di beberapa rumah sakit di Sidoarjo hingga Surabaya-Mojokerto. Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari, menyebut 26 orang santri masih menjalani perawatan intensif. “Korban dirawat di beberapa rumah sakit rujukan utama di Sidoarjo dan Surabaya-Mojokerto sesuai kondisi medis masing-masing,” ujar Abdul.

Baca Juga : BMKG Ungkap Penyebab Gempa M 6,5 di Madura, Getarannya Sampai Malang-Bali

Data sementara BNPB per Selasa (30/9/2025) pukul 19.00 WIB mencatat sebanyak 40 pasien (8 rawat inap, 2 meninggal dunia) di RSUD R.T. Notopuro Sidoarjo. Kemudian di RS Siti Hajar terdapat 52 pasien (11 rawat inap, 1 meninggal dunia, 1 dirujuk). Selanjutnya, di RS Delta Surya sebanyak 6 pasien rawat inap. Di RS Sheila Medika terdapat 1 pasien dipulangkan dan di RS Unair ada 1 pasien rawat inap. 

Total, ada 100 orang terdampak dalam insiden ini, dengan 3 orang meninggal dunia.

KH Abdus Salam Mujib menyampaikan permohonan maaf kepada para wali santri atas musibah yang menimpa bangunan ponpes. Ia menyebut peristiwa ini sebagai ujian berat yang harus diterima dengan lapang dada. “Saya kira memang ini takdir dari Allah. Jadi semuanya harus bisa bersabar dan mudah-mudahan diberi ganti oleh Allah yang lebih baik,” tuturnya.

Untuk sementara, seluruh kegiatan ponpes dihentikan hingga waktu yang belum ditentukan. BNPB menegaskan operasi pencarian dan penyelamatan masih terus dilakukan. Tim bekerja bergantian untuk menjaga ketahanan fisik di lapangan. Sementara itu, ahli konstruksi dilibatkan untuk merumuskan langkah aman membersihkan puing tanpa menimbulkan runtuhan baru. “Tim SAR gabungan mendeteksi adanya indikasi enam orang korban yang masih bertahan di salah satu segmen reruntuhan,” kata Abdul Muhari.

Hingga kini, proses evakuasi masih berlangsung. Paling anyar, di media sosial juga beredar momen para petugas evakuasi yang berlarian dari lokasi reruntuhan diduga karena adanya getaran susulan.